BERDAYAKAN PETANI, DISTAN GULIRKAN PROGRAM PADAT KARYA
BERDAYAKAN PETANI, DISTAN GULIRKAN PROGRAM PADAT KARYA DHARMASRAYA, Distan Media Center - Masih segar dalam ingatan dan belum sempat hilang dalam bayangan, bahwa salah satu maksud lawatan Presiden Joko Widodo ke Kabupaten Dharmasraya pada tanggal 7-8 Februari 2018 adalah pencanangan program swakelola / padat karya (cash for work) dilingkup Kementerian Desa, Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi dan Kementerian Pekerjaan Umum berupa pembangunan Embung dan perbaikan jaringan Irigasi. Pembangunan melalui pola partisipatif dengan melibatkan tenaga kerja setempat dan bahan material disekitarnya, nampaknya hal ini akan dijadikan "model" dengan harapan kualitas dan kuantitas fisik yang dihasilkan lebih baik karena masyarakat sendirilah yang menikmatinya. Pekerjaan fisik sederhana dan tidak kompleks yang selama ini dikerjakan oleh pihak ketiga/penyedia dilakukan sendiri oleh kelompok sasaran melalui transfer uang ke rekening yang bersangkutan. Mulai tahun 2018 juga merambah ke program Dinas Pertanian khususnya kegiatan yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pertanian pasca lahirnya Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 45/Permentan/RC.120/12/2017 tentang Petunjuk Operasional Penggunaan DAK Bidang Pertanian. Dengan total dana Rp. 2.374.222.900,- , Dinas Pertanian Kabupaten Dharmasraya siap menggelontorkan program padat karya yang meliputi pekerjaan 4 unit Irigasi Tanah Dangkal, 1 unit embung, 2 unit Dam Parit dan Jalan Usaha Tani (JUT) sepanjang 7 KM. Secara umum DAK Bidang Pertanian ditujukan untuk mendukung pencapaian produksi pertanian pangan strategis mendukung Swasembada Pangan Nasional. Namun menilik pengalaman sebelumnya, pelaksanaan program padat karya di lingkup Kementerian Pertanian sebenarnya sudah diterapkan beberapa waktu yang lalu yang dikenal dengan pola Bantuan Sosial ( Bansos) dengan mempedomani Rencana Usaha Kegiatan Kelompok (RUKK) yang telah ditetapkan. " Untuk dana DAK Bidang Pertanian, ini memang kali pertama diterapkan. Namun dengan pengalaman "Pola Bansos" kita harapkan volume pekerjaan bisa mencapai 150% dari pagu dana yang tersedia" tandas Zulya Daini dengan optimis. Selanjutnya Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian yang lebih akrab dipanggil "pak Anton" ini mengatakan bahwa pola padat karya ini akan banyak menyerap tenaga kerja lokal dan anggota kelompok tani itu sendiri dan diyakini akan disambut baik oleh petani. " Untuk menyukseskan program padat karya kita mengusung filosofi 'Dari, oleh dan untuk petani" tandas Darisman seraya mengharapkan petani jangan hanya memandang faktor ekonominya saja, tapi azas manfaat bagi anak cucu dikemudian hari harus lebih diutamakan dengan jaminan bangunan yang kuat dan sesuai spesifikasi. Kepala Dinas Pertanian yang baru saja dianugerahi gelar Bagindo Rajo di Suku Melayu Banai ini juga memberikan tantangan kepada petani, bahwa untuk membuat sebuah bangunan yang kokoh dan mega, "petani jaman now" tidak kalah dengan penyedia atau pihak ketiga lainnya. #banggajadipetani